Makalah
“Aliran-Aliran Dalam Ilmu Kalam”
(ASY’ARIYAH)
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Nama Kelompok :
v Hanif Miftahudin
v Citra Kartika Marta
v Annurihak Ramadhani
MAN Yogyakarta III
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Aliran-Aliran Ilmu Kalam (ASY’ARIYAH)” dengan lancar. Semoga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari agama islam terutama dalam bidang Ilmu Kalam.
Melalui kata
pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat
atau menyinggung perasaan pembaca.
Akhir kata
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis:
Kelompok 2
Daftar isi
Judul............................................................................................................. 1
Kata Pengantar.............................................................................................. 2
Daftar isi....................................................................................................... 3
Bab I............................................................................................................. 4
Bab II............................................................................................................ 5
Bab III........................................................................................................... 9
Daftar Pustaka............................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
Aliran dalam Islam ini berkembang sangat banyak sekali sehingga
menimbulkan perpecahan dalam umat Islam itu sendiri. Maka dari itu kami sebagai
pemakalah akan membahas mengenai aliran Asy’ariyah dan juga ajaran-ajarannya.
Dalam makalah ini tentu saja masih banyak terdapat kekurangan yang
pembaca temui dan kami sangat menyadari hal itu. Oleh sebab itu, maka kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan sekali.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan kita tentang agama islam
dan aliran-aliran yang ada di dalam Islam tersebut. Amin…
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan latar belakang munculnya
Asy’ariyah adalah sebuah aliran yang menganut iktikad yang
diajarkan oleh nabi Muhammad SAW dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya. Aliran
ini dinisbatkan kepada pendirinya yaitu Imam Abul Hasan Ali bin Ismail
al-Asy’ari, keturunan Abu Musa al-Asy’ari, seorang tahkim dalam peristiwa
Perang Siffin dari pihak Ali. Dia lahir di kota Bashrah tahun 260 H (873 M) dan
meninggal tahun 324 H (935 M) di Baghdad. Pada awalnya ia berguru kepada
seorang pendekar Mu’tazilah waktu itu bernama Abu Ali al-Jubai. Memang
dahulunya al-Asy’ari ini merupakan penganut paham Mu’tazilah, namun terasa
baginya sesuatu yang tidak cocok dengan Mu’tazilah yang pada akhirnya condong
kepada ahli fiqih dan ahli hadits.
Setelah lama-lama berpikir dan merenungkan antara ajaran-ajaran
Mu’tazilah dengan paham ahli-ahli fiqih dan hadits, maka ketika dia sudah
berumur 40 tahun dia bersembunyi di dalam rumahnya selama 15 hari untuk
memikirkan hal tersebut. Tepat pada hari jumat, dia berdiri di atas mimbar
mesjid Bashrah dan secara resmi menyatakan keluar dari Mu’tazilah.
Kata al-Asy’ari tersebut adalah:
“Wahai masyarakat, barangsiapa mengenal aku, sungguh dia telah
mengenalku. Barangsiapa yang tidak mengenalku maka aku mengenalnya sendiri. Aku
adalah Fulan bin Fulan. Dahulu aku berpendapat bahwa al-Qur’an adalah makhluk,
bahwasanya allah tidak melihat dengan mata, bahwasanya perbuatan-perbuatan yang
jelek aku sendiri yang memperbuatnya. Aku bertaubat mencabut dan menolak
paham-paham mu’tazilah dan keluar darinya”.
Adapun sebab terpenting Asy’ari meninggalkan Mu’tazilah adalah
karena adanya perpecahan yang dialami kaum muslimin yang bisa menghancurkan
mereka sendiri, kalau seandainya tidak diakhiri. Dia mendambagakan kesatuan
umat, dia sangat khawatir kalau al-Qur’an dan Hadits menjadi korban dari
paham-paham Mu’tazilah yang dianggapnya semakin menyimpang dan menyesatkan
masyarakat karena Mu’tazilah lebih mementingkan akal fikiran.
B. Tokoh-tokoh Asy’ariyah
Setelah meninggalnya Abu Hasan al-Asy’ari maka aliran Asy’ariyah
ini mengalami kemunduran atau kesurutan. Maka pada saat itu juga muncul
pihak-pihak yang yang menentang aliran asy’ariyah tersebut, seperti pengikut
mazhab Hambali. Ketika itu muncullah seorang menteri dari Bani Saljuk yang
bernama Nidhomul Muluk (m. 485 H/1092 M), mendirikan dua buah madrasah yang
terkenal yaitu,Nidhomiyah di Naisabur dan di Baghdad.
Kemudian tokoh-tokoh ulama
terkenal yang berperan dalam kemajuan aliran Asy’ariyah tersebut adalah:
a. Abu Bakar bin Tayyib al- Baqillany (m. 403 H/1013 M), lahir
di kota Bashrah. Kitab karangannya
yang terkenal
ialah at-Tamhid, berisi antara lain tentang atom, sifat dan cara
pembuktian.
b. Abu al- Ma’aly bin Abdillah al- Juwainy (419-478
H/1028-1085M), lahir di kota Naisabur, kemudian
pindah ke kota Mu’askar dan akhirnya sampai di Baghdad. Dia mengikuti
ajaran-ajaran al- Baqillany dan al- Asy’ari.
Kitab karangannya dibidang tauhid yang terkenal antara lain:
- Qawalidu ‘Aqaidu yang menguraikan tentang
prinsip-prinsip akidah.
- Al Burhan fie Ashuli Fiqhi menerangkan tentang masalah
iman dan ilmu yang digali berdasarkan sumber-sumber makrifat dan obyeknya.
- Al Irsyad fie Qowathi’i I-llah fie Ushuli i-‘Aqaid
menerangkan tentang pokok-pokok kepercayaan dan kewajiban pertama seorang
muslim dewasa terhadap agama.
- Masailul Imam Abdul Haqqi ash Shaqati wa Ajwibatihi
lil Imam Abil Ma’ati, kitab ini berisi jawaban masalah-masalah yang
dipertanyakan orang seperti alam itu baru, isra’ mi’raj, dll.
- Nihayatul Mathlub fie Dirayatil Mazhab, kitab ini
adalah pandangan fiqihnya menurut mazhab Syafi’i.
c. Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad al-Qazali (450-505
H/1059-1111M) lahir di kota Thus, negeri Khurasan. Gurunya adalah Imam Juwainy.
Kitabnya yang terkenal adalah Bidayatul Hidayahsuatu kitab pengantar ilmu
tasauf dan Ihya’ ‘Ulumudddin yang berisi tentang cara-cara
menghidupkan kembali jiwa beragama yang waktu itu mulai luntur.
d. Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf as Sanusi, lahir
di kota Tilimsan Aljazair (833-895H/1427-1490M). Diantara kitab karangannya
adalah: Aqidah Ahli Tauhid, berisi pandangan-pandangan tauhid
danUmmul Barahin berisi pembagian sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz
bagi Allah dan Rasul-Nya.
e.Imam Abu Abdillah Muhammad at-Taimi al Kubro ibnu
Khatib Fahruddin ar Razi. Lahir di Persia 543H. Dia menulis kitab
ilmu kalam, fiqih, tafsir dan lain-lain.
f. Abdul Fattah Muhammad Abdul Karim ibnu Abi Bakar
Ahmad asy Syahrastani. Lahir di Khurasan (479-574H/1086-1153M). kitab
karangannya yang terkenal al Milal Wan Nihal. Menerangkan
golongan-golongan dalam Islam dan berbagai paham keagamaan dan falsafat. Kitab
ini terdiri dari 3 juz dalam satu jilid.
C. Ajaran-ajaran atau pokok-pokok pemikiran
Asy’ariyah
1. Sifat-sifat Tuhan. Menurut aliran ini, Tuhan mempunyai
sifat-sifat sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an. Allah mengetahui dengan ‘ilm (ilmu),
berkuasa dengan qudrah, hidup dengan hayah,berkehendak
dengan iradah, berkata dengan kalam, mendengar
dengan sama’, melihat denganbashar, dan seterusnya. Sifat-sifat
tersebut adalah azali, qadim, dan berdiri di atas zat Tuhan. Sifat
itu bukan zat Tuhan, bukan pula selain dari zat-Nya.
2. Al-Qur’an menurut mereka adalah qadim, bukan makhluk. Dasarnya
adalah ayat an-Nahl ayat 40 “Sesungguhnya perkataan kami terhadap sesuatu
apabila kami menghendakinya, kami Hanya mengatakan kepadanya: "kun
(jadilah)”, Maka jadilah ia.”
3.Melihat Tuhan bisa dengan mata kepala sendiri di akhirat.
Dasarnya adalah firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat 22-23; “Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka
Melihat”
4. Perbuatan manusia
diciptakan tuhan bukan diciptakan oleh manusia itu sendiri. Dasarnya
adalah surat as-Saffat ayat 96; “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan
apa yang kamu perbuat itu.”
5. Tuhan bertahta
di ‘Arsy, mempunyai muka, tangan, mata, dan sebagainya. Tetapi tidak sama
dengan yang ada pada makhluk.
6.Keadilan Tuhan, Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun.
Tuhan tidak wajib memasukkan orang jahat ke neraka dan juga sebaliknya,
namun semua itu hanya kehendak mutlak dari Tuhan karena Dia Maha Kuasa atas
segala-galanya.
7.Muslim yang berdosa besar menurut aliran ini apabila melakukan
dosa besar dan meninggal dunia sebelum bertobat, tetap menjadi mukmin, tidak
kafir, tidak pula berada antara keduanya sebagaimana pendapat Mu’tazilah
Bab III
Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat
ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf
apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima
di hati dan kami ucapkan terima kasih.
Daftar Pustaka
3. Amin, Ahmad, Zhuhr al-
Islam, jilid IV, Beirut: Dar al- Fikr,1969
4. Nasir, Sahilun, Pengantar
Ilmu Kalam, Jakarta: CV. Rajawali, 1991
5. Asmuni, Yusran, Ilmu Tauhid,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996
6. Rozak, Abdul, Ilmu
Kalam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007
7. Anwar, Rosihon, Ilmu
Kalam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007