RESENSI BUKU “MEMBUMIKAN AL-QUR’AN”
oleh : Hanif Miftahudin / 16410093
oleh : Hanif Miftahudin / 16410093
A. Identitas Buku
Judul Buku : Membumikan Al-Qur’an
Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat
Penulis : Dr. M. Quraish Shihab, M.A.
Penerbit : Mizan
Tahun Terbit : 1992
Halaman : 421
Halaman
B. Biografi Penulis
Muhammad Quraisy Shihab lahir di Rappang, Sulawesi
Selatan pada 16 Februari 1944. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di
Ujung Pandang, dia melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang, sambil nyantri
di Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah. Pada tahun 1958, dia berangkat
ke Kairo, Mesir dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. Pada tahun 1967,
dia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushulludin Jurusan Tafsir dan Hadits
Universitas Al-Azhar. Kemudian melanjutkan pendidikannya di fakultas yang sama
dan meraih gelar MA untuk spesialisasi bidang tafsir Al-Qur’an dengan tesis
yang berjudul “Al-I’jaz Al-Tasyri’iy li Al-Qur’an Al-Karim”.
Pada tahun 1982, Quraisy Shihab menyelesaikan
disertasi dengan judul “Nazhm Al-Durrar li Al-Biqa’iy, Tahqiq wa Dirasah”.
Dan berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an dengan
yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat I (mumtaz
ma’a martabat al-syaraf al-‘ula).[1]
Sekembalinya ke Indonesia, sejak 1984 Quraisy Shihab
ditugaskan di Fakultas Ushulludin dan Pasca-Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta. Selain itu, di luar kampus dia juga dipercayakan untuk menduduki
berbagai jabatan. Juga aktif dalam kegiatan tulis-menulis, di surat kabar Pelita pada
rubrik “Pelita Hati”, pengasuh rubrik “Tafsir Al-Amanah”, tercatat sebagai
anggota dewan redaksi majalah Ulumul Qur’an dan Mimbar
Ulama, keduanya terbit di Jakarta. Adapun buku-bukunya yang diterbitkan
diantara lain yaitu Tafsir Al-Manar, Keistimewaan dan
Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN Alaudin, 1984); Filsafat
Hukum Islam(Jakarta: Departemen Agama, 1987); dan Mahkota Tuntunan
Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah) (Jakarta: Untagma, 1988).[2]
C. Latar Belakang Penulisan Buku
Al-Qur’an datang dengan membuka lebar-lebar mata
manusia, agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka di
pentas bumi ini, juga agar mereka tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga
mereka tidak menduga bahwa hidup mereka dimulai dengan kelahiran dan berakhir
dengan kematian. Juga sebagai firman Alloh yang menjadi petunjuk mengenai apa
yang dikehendakiNya. Jadi manusia yang ingin menyesuaikan sikap dan
perbuatannya dengan apa yang dikehendakiNya itu, demi meraih kebahagiaan
akhirat, harus dapat memahami maksud petunjuk-petunjuk tersebut.[3]
Oleh karena itu, penulis disini yang juga sebagai ahli
di bidang Al-Qur’an diminta oleh Penerbit Mizan untuk menerbitkan
makalah-makalah dan ceramah-ceramah tertulis yang pernah disampaikan di
berbagai kesempatan dan selanjutnya dicetak menjadi sebuah buku. Keuletan dan
ketekunan Penerbit Mizan dalam penyusunan buku ini yang hakikatnya merupakan
kumpulan makalah dan ceramah patut dihargai. Akan tetapi muncul lagi kesulitan
yang lain, yaitu Penerbit meminta penulis untuk sekalian menuliskan kata
pengantar buku, dalam kata pengantar itu diminta juga menyajikan sekilas latar
belakang Penulis dan motivasi yang mengantarkan Penulis untuk menekuni Studi
Al-Qur’an terutama penafsiran atasnya. [4]
Demikianlah latar belakang penyusunan buku dari
seseorang yang menekuni bidang studi tafsir Al-Qur’an di Universitas Al-Azhar
itu, dari buku ini dapat mengajak kesadaran pembaca tentang betapa besar
kebutuhan umat manusia akan Al-Qur’an dan penafsirannya.
D. Kekurangan dan Kelebihan Buku
a.
Kelebihan dari buku ini
adalah sebagai berikut:
1.
Menjawab tantangan
zaman, semakin modern kehidupan, permasalahan yang timbul semakin kompleks dan
rumit. Untuk menghadapi masalah yang demikian jika dilihat dari sudut tafsir
Al-Qur’an, akan lebih mudah ditangani dengan metode tematik, karena tujuan dari
metode ini adalah menyelesaikan masalah.
2.
Praktis dan sistematis,
karena metode ini disusun secara praktis dan sistematis, amat cocok dengan
kehidupan umat yang semakin modern dengan mobilitas yang tinggi sehingga
seakan-akan kurang waktu untuk membaca kitab-kitab tafsir yang besar, padahal
untuk mendapat petunjuk Al-Qur’an mereka harus membacanya. Dengan buku ini
Al-Qur’an dapat dipahami dengan menghemat waktu, efektif dan efisien.
3.
Dinamis, dengan
petunjuk dari buku ini Al-Qur’an serasa selalu sesuai dengan tuntutan zaman
yang menimbulkan kesan bahwa Al-Qur’an senantiasa mengayomi dan membimbing
kehidupan sepanjang waktu.
4.
Membuat pemahaman
menjadi utuh, Al-Qur’an dengan mudah dapat dipahami secara utuh.
5.
Metode Tematik ini
hampir sama dengan tafsir bil-maksur (yang digunakan oleh mufasir klasik) sebab
dalam tafsir Tematik mengunakan prinsip ayat Al-Qur'an yang satu menafsirkan
ayat Al-Qur'an yang lain. Prinsip ini sering dipakai oleh para sahabat dan
tabi'in sehingga produk yang dihasilkan lebih mendekati kebenaran mengingat
metode ini di pakai oleh generasi terbaik islam .
6.
Metode ini dapat
mengungkap munasabah antar ayat dari berbagi surat yang berbeda, metode ini
dapat menangkap makna, petunjuk, keindahan, dan kefasihan Al-Qur'an.
7.
Dengan metode ini kita
bisa menangkap dan dapat penjelasan yang sempurna tentang ide yang kita angkat
dari ayat-ayat Al-Qur'an.
8.
Metode ini dapat
menepis image kontradiksi antar ayat Al-Qur'an yang sering dilontarkan oleh
Orentalis, dan juga sebagai bukti bahwa agama islam dan Ilmu pengetahuan dapat
saling mendukung.
9.
Metode ini sesuai
dengan tuntutan zaman modern yang mengharuskan kita untuk merumuskan
hukum-hukum universal yang bersumber dari Al-Qur'an bagi seluruh umat islam.
10.
Dengan hadirnya metode
ini lebih menghemat waktu dan mempermudah kita dalam mencari keterangan tentang
tema yang kita cari tanpa membuang waktu dengan mencari refrensi dari
kitab-kitab tafsir yang berjilid-jilid.
b. Kekurangan dari buku ini adalah sebagai berikut:
1. Memenggal ayat Al-Qur’an, dalam arti mengambil satu kasus yang terdapat di
dalam satu ayat atau lebih yang mengandung banyak permasalahan yang berbeda.
Misalnya petunjuk Sholat dan Zakat, biasanya kedua ibadah itu diungkapkan
bersamaan dalam satu ayat, maka salah satunya mau tak mau harus ditinggalkan
ketika menukilnya agar tidak mengganggu analisis.
2. Membatasi pemahaman ayat, dengan adanya sebuah judul atau tema tertentu
mufasir akan terikat oleh judul tersebut. Padahal tidak mustahil satu ayat itu
dapat ditinjau dari berbagai aspek.
3. Seorang mufasir mawdhu’iy tidak bisa menafsirkan keseluruhan dari
Al-Qur’an, karena Al-Qur’an mengandung tujuan-tujuan yang tidak seluruhnya
dapat dicapai oleh manusia.
4. Seorang mufasir mawdhu’iy akan kebingungan dan meragukan validitas metode
tafsir mawdhu’iy yang digunakan jika tidak mampu menerapkan secara konsisten
prinsip-prinsip dan langkah-langkah operasional metode ini.
E. Saran
Terlalu banyak ayat-ayat yang tidak
ditulis dengan lengkap dengan menggunakan tulisan arab berikut artinya,
kemudian ayat-ayat yang banyak tersebut hanya dirujuk kepada indek ayat yang
ada di halaman akhir buku. Ini sangat memberikan kesulitan bagi pembaca untuk
memahami isi tema dalam Al-Qur’an karena mereka tidak bisa membaca ayat yang
langsung terkait dengan tema tersebut, apalagi kebanyakan pembaca adalah
masyarakat umum.
F.
Kesimpulan
Buku dengan judul “Membumikan
Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat” ini disajikan
dengan pendekatan tematik atau mawdhu’iy. Buku ini sangat mudah dan jelas bagi
orang yang ingin memahami dan menerapkan isi dari Al-Qur’an, karena Al-Qur’an
ditampilkan dengan tema-tema pembahasan yang menarik, dan terbukti metode tematik
bisa menyentuh masyarakat luas yang tidak perlu memenuhi persyaratan berat jika
ingin memahami kandungan dalam Al-Qur’an.
[1]
Quraisy Shihab, “Membumikan Al-Qur’an” Fungsi
dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1992), hal.6
[2]
Ibid, hal 7
[3]
Quraisy Shihab, “Membumikan Al-Qur’an” Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan,
1992), hal.15
[4]
Ibid, hal 14