DAMPAK SOSIAL KELOMPOK PERTEMANAN

 DAMPAK SOSIAL KELOMPOK PERTEMANAN
Oleh : Rahayu Triinawati (MAN Yogyakarta III)
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang menjadi satu menjadi sekumpulan orang dengan persamaan ciri dan tujuan. Ciri kelompok sosial yaitu antara lain: bisa dibedakan dengan kelompok sosial yang lain karena memiliki ciri yang berbeda dengan yang lain. Memiliki struktur sosial dalam kelompok tersebut, jadi peranan dalam mencapai tujuan sangat diperhitungkan. Dalam kelompok sosial tidak ada struktur organisasi yang kuat karena terbentuk secara spontan saja. Setiap kelompok sosial memiliki norma yang mengatur hubungan antar anggotanya. Di samping itu ada faktor pengikat yaitu persamaan ciri, ideologi, nasib, dan tujuan. Hal terpenting dalam kelompok sosial yaitu komunikasi yang selalu terjalin diantara para anggota dalam kelompok sosial tersebut. (Tim Sociology Yudhistira. 2006: 162 )
Kekerabatan merupakan salah satu bentuk kelompok sosial karena mereka satu ikatan darah sehingga kekerabatan yang terjalin memiliki ciri dan ideologi yang bisa dibilang hampir sama antara satu orang dengan yang lainnya. Contoh kelompok social yang banyak ditemui di lingkungan sekolah yaitu kelompok pertemanan (peer group). Pada umumnya di banyak sekolah terdapat kelompok pertemanan. Entah perempuan ataupun laki-laki. Biasanya mereka berkumpul untuk berbagi pengalaman yang dialami remaja umumnya. Masalah pelajaran, hiburan, percintaan, dan lainnya.
Jika dihubungkan dengan penerapan nilai dan norma, tentu akan sangat berhubungan. Terlebih terhadap tata tertib di sekolah. Ada kalanya mereka menaati, namun juga tak jarang ada yang melanggar tata tertib.
Kelompok pertemanan banyak dijumpai di sekolah atau bahkan kelas. Umumnya mereka akan duduk bersama, membicarakan suatu hal yang berkaitan dengan apapun yang sedang dirasakan. Tak jarang, mereka melakukan hal yang sama, menjadikan suatu ciri khas bagi kelompok tersebut. Ada yang memakai aksesoris saat ke sekolah, dan teman sekelompoknya mengikuti. Ada pula yang berpakaian rapi kemudian ditambahi dasi bagi laki-laki. Walaupun di sekolah tersebut tidak ada aturan untuk memakai dasi, dengan begitu hamper setiap hari pasti ada kelompok pertemanan yang anggotanya memakai dasi hitam pada hari selasa, rabu, dan kamis.
Kelompok pertemanan di lingkungan sekolah biasanya terbentuk karena adanya kesamaan rasa. Bisa jadi mengenai tata tertib di sekolah tersebut. Memang, semua hal ada dampak positif serta dampak negatifnya. Kelompok sosial pertemanan memiliki dampak positif yaitu menjaga solidaritas antar anggota, karena di satu sisi jika memang kelompok tersebut sudah akrab, misalnya ada yang terjadi terhadap satu anggota, maka anggota yang lain akan sigap menghubunginya untuk sekedar menanyakan kabar.
Dampak positif yang lain yaitu terbentuk kerjasama yang layak diperhitungkan. Mereka akan bekerjasama dengan sungguh-sungguh karena mereka yakin memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Pekerjaan yang dilakukan bersama-sama pada dasarnya akan cepat selesai. Kelompok sosial juga akan melatih antar anggota dengan kemandirian, yang bisa ditingkatkan lagi. Selain itu, pengaruh positif lainnya yaitu komunikasi dan interaksi positif akan terus terjalin antar anggota dalam kelompok tersebut. Komunikasi dan interaksi yang baik akan mendorong adanya berbagai pendapat yang bisa disalurkan dalam kelompok tersebut, demi kemajuan kelompok itu sendiri. Bisa juga bakat yang dimiliki setiap anggota bisa disalurkan dan dikembangkan atau diarahkan mau kemana bakat itu akan dibawa hingga mencapai kesuksesan.
Nilai yang tercipta yaitu nilai kasih sayang sesama anggota kelompok sosial pertemanan. Logikanya jika kelompok pertemanan sudah akrab, maka akan timbul rasa saling menjaga antar anggota dan rasa saling percaya akan timbul seiring dengan bertambah eratnya hubungan suatu kelompok.
Nilai sosial juga tidak akan terhindar dari adanya kelompok sosial. Kekerabatan dan keakraban yang terjalin akan semakin erat, dan kembali ke dasar kehidupan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu butuh adanya orang lain.  
Seperti sudah diuraikan tadi, semua hal pasti ada dampak positif serta negatifnya. Berikut dampak negatif adanya peer group. Di antaranya, sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan. Karena, pada dasarnya peer group adalah kelompok yang terbentuk karena adanya persamaan entah itu ciri, tujuan, nasib dan ideologi. Dampak yang lain yaitu tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota. Mereka lebih mementingkan apa yang ada di kelompoknya, jadi tidak peduli dengan orang lain di luar kelompok. Hal ini juga menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan anggota yang lain yang tidak memiliki kesamaan dengan dirinya.seringkali kejadian ini memicu konflik yang akan terjadi padahal dalam satu kelompok. Dengan itu akan timbul pula persaingan antar anggota kelompok.
Nah, jika kelompok pertemanan di lingkungan masyarakat, seperti tetangga yang berujung menjadi teman bermain, atau karang taruna desa setempat tentu akan berpengaruh pada masyarakat sekitarnya. Keakraban yang muncul pasti akan selalu dinilai positif dan patut dicontoh. Dengan begitu, dampak positif yang ditimbulkan yaitu semakin kompak masyarakat tersebut. Dimana-mana, jika ada dua pihak, pasti ada persaingan yang timbul. Positifnya akan menjadi kompetitif. Namun negatifnya akan memicu konflik antar masyarakat.
 Untuk itu, kita sebagai individu manfaatkan adanya peer group. Entah itu teman, organisasi sekolah, karang taruna masyarakat, atau lainnya. Karena dengan begitu, kita akan lebih sigap dengan kehidupan masa mendatang yang membutuhkan kerjasama yang lebih kuat dari masa kini. Jadi, tidak ada salahnya kita mempunyai peer group. Dengan catatan, semua hal yang dilakukan harus positif, tidak boleh menyimpang dari nilai dan norma dalam masyarakat
Namun satu hal yang perlu diingat, bukan dimana kita menjalin pertemanan, namun dengan siapa kita berteman maka segala dampak akan menuju ke kita. Entah itu positif ataupun negatif. Semua dampak itu akan terasa biasa jika kita tanggap dalam menghadapinya, dan menyesuaikan dengan nilai dan norma yang ada di sekolah dan masyarakat sekitar kita.

@sudah pernah di lombakan di universitas UPI Bandung