Dosen Pengampu : Drs Nur Munajat, M.Si
Nama : Hanif
Miftahudin
NIM : 16410093
No.Absen :
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Semester II/ 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Teori Motifasi Belajar ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Drs Nur Munajat, M.Si selaku Dosen mata kuliah
Psikologi Pendidikan UIN SUKA yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teori Motivasi Belajar. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan,kami juga meminta kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Yogyakarta,
23 Mei 2017
Hanif
Miftahudin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... ....... 1
DAFTAR
ISI........................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................... 3
A. Latar belakang.....................................................................................
B. Rumusan
masalah..................................................................................
C. Tujuan
penulisan....................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................ ....... 5
1.
Pengertian motivasi.................................................................................
2.
Pengertian belajar.....................................................................................
3.
Teori motivasi belajar...............................................................................
4.
Pentingnya motivasi dalam belajar..........................................................
5.
Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
BAB
III PENUTUP.........................................................................................
A.
Kesimpulan.............................................................................................
B.
Kritik dan saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Saat guru berdiri dalam kelas dan memulai
bercerita kepada murid-murid tentang mata pelajaran, tentunya guru berharap murid
antusias dengan pelajaran yang diterangkannya. Guru menatap mata siswa satu
persatu dan memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap bahan pelajaran yang
diberikan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian motivasi kepada
siswanya.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam
proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik
pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan
dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai,
maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai
dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah
semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat
pengaruh negative dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan
siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di sekolah
adalah proses belajar mengajar. Semua pihak yang tersangkut di dalamnya, baik
kepala sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya maupun orang tua siswa
sangat mengharpkan terjadinya proses belajar mengajar yang optimal. Terjadinya
proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu meraih prestasi yang
tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem pengajarannya,
disekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
Pengertian dari Motivasi?
2. Apa
Pengertian dari Belajar?
3. Apa
saja Teori Motivasi Belajar?
4. Apa
saja Jenis Motifasi Belajar?
5. Bagaimana
Pentingnya Motivasi dalam Belajar?
6. Apa
saja Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar?
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Mengetahui Pegertian Motivasi
2.
Memahami Pengertian dari
Belajar
3.
Mengetahui Teori Motivasi
Belajar
4.
Mengetahui Jenis Jenis
Motivasi Belajar
5.
Memahami Pentingnya Motivasi
Dalam Belajar
6.
Mengetahui Prinsip-Prinsip
Motivasi Belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi memiliki akar kata
dari bahasa Latin Movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak.
Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong
sehingga sesuatu yang dimotivaikan tersebut dapat bergerak. Untuk memberikan
pemahaman yang jelas mengenai motivai, berikut ini dikemukakakn beberapa
pendapat para ahli.
Menurut Atkinson, motivasi dijelakan guna menghasilkan
satu hasil atau lebih pengaruh yang meningkat guna menghasilkan satu hasil atau
lebih pengaruh. A.W. Bernard memberikan pengertian motivasi sebagai fenomena
yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang
sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan
tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Abraham Maslow mendefinisikan motivasi adalah sesuatu
yang bersifat konstanta (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan
bersifat kompleks, dan hal itu kebanyakan merupakan karakterisktik universal
pada setiap kegiatan organisme. Dari beberapa pengertian motivasi seperti telah
dikemukakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kegiatan didalamnya kegiatan belajar. Secara lebih khusus jika orang menyebutan
motivasi belajar yang dimaksudkan tentu segala sesuatu yang ditujukan untuk
mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang yang melakukan kegiatan
belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi
yang lebih baik lagi.
Motivasi dapat timbul dari luar maupun dari dalam diri
individu diberikan oleh motivator seperti orangtua, guru, konselor, ustadz/ustadzah,
orang dekat atau teman dekat, dan lain-
lain. Sedangkan motivasi yang berasal atau timbul dalam diri seseorang, adapat
disebabkan seseorang mempunyai keinginan untuk dapat menggapai sesuatu
(cita-cita) dan lain sebagainya.
B. Pengertian Belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi
Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan
kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat
situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan
sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam
bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan
yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat
naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.
C.
Teori Motivasi Belajar
E.L. Thorndike, dengan penemuannya yang dikenal dengan
hukum efeknya, mengatakan, jika hubungan S – R memberikan kepuasan maka pada hubungan S – R pada kesempatan lain dengan situasi yang
sama akan mengulang dan memperkuat hubungan S – R tadi. Sebaliknya, jika
hubungan S – R menghasilkan ketidakpuasan, maka hubungan S – R menjadi
diperlemah atau ditinggalkan. Berkaitan dengan hal ini, Thorndike
memperkenalkan konsep hadiah dengan prinsip hukum efek, yakni semakin besar
kepuasan yang diperoleh pada suatu hubungan itu sendiri pada akhirnya berperan
sebagai suatu hadiah. Selanjutnya, hadiah akan menjadi motivasi yang dijadikan
sebagai variabel dalam psiokologi belajar.Thorndike mengusulkan dua macam
variabel motivasi belajar atas dasar eksperimen kotak kerangkeng kucing, yakni
deprivasi dan makanan sebagai intensif atau berfungsi sebagai hadiah (reinforcement). Deprivasi dicontohkan
kucing sebagai hewan percobaan dikondisikan lapar terlebih dahulu kemudian
kucing diamati. Dari hasil pengamatan, tampak kucing tersebut berusaha sekuat
tenaga untuk dapat memperoleh makanan yang diinginkan. Dengan pernyataan lain, pada kucing percobaan timbul
motivasi usaha semakin kuat dari waktu ke waktu. Sedangkan peran makanan
sebagai intensif tempat hewan kucing termotivasi untuk dapat
meraihnya.
Hull mengembangkan hukum efek dari Thorndike kedalam
suatu teori hadiah yang sistematis dan tepat dengan menggantikan istilah satisfied (memuaskan) dengn istilah need-reduction. Istilah ini pun kemudian
diganti lagi menjadi drive – reduction
(reduksi dorongan). Lebih lanjut, Hull mengemukakan pandangan bahwa dorongan
tersebut memberikn setidaknya empat macam peranan, yaitu dorongan merupakan
suatu kondisi wajar dalam organisme untuk memperoleh hadiah primer dan untuk
organisasi serta keefektifan dorongan sekunder, dorongan merupakan kondisi
wajar bagi kebiasaan – kebiasaan untuk menyatakan dengan sendirinya, dorongan
menyelesaikan stimuli yang jelas dan tertentu, dan kebutuhan – kebutuha yang
berbeda dianggap sebagai sumber-sumber berbeda dari dorongan.
Kurt Lewin sebagai tokoh Teori Medan mengusulkan tiga
konstruksi teori motif, yakni tensi (tension),
valensi, dan tujuan. Tensi atau
tegangan dapat timbul pada organisme disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
dalam ruang hidup dan individu berkeinginan menghilangkn dengan
kegiatan-kegiatan. Tension timbul
dari intensi, tindakan-tindakan kemauan dan lin-lain yang merupakan suatu
komitmen arbitrasi seseorang yang disebut juga kuasi kebutuhan. Karakteristik
kebutuhan masing-masing orang berbeda-beda dan masing-masing karakteristik
kebutuhan tersebut menimbulkan tensi tertentu yang oleh organisme, tensi itu
berusaha untuk direduksi dengan kegiatan-kegiatan tertentu. Contohnya, tensi
harus haus dihapus dengan kegiatan minum, tensi lapar dihapus dengan kegiatan
makan, dan lain-lain. Suatu tensi adalah
suatu pernyataan (keadaan) sistem untuk mengubah diri sendiri menjadi sama
dengan sistem sekitarnya.
Valensi merupakan suatu konstruk untuk memahami tingkah
laku. Aktivitas yang diinginkan (dipertimbangkan) disebut valeni dan cenderung
untuk bergabung di dalamnya yang disebut kekuatan.Valensi membantu untuk
pemilihan-pemilihan da kekuatannya sangat berguna untuk kecepatan dan
perlawanan tingkah laku pada individu timbul kebutuhan, pada individu tersebut
akn timbul kekuatan yang bervalensi. Sebaliknya, jika pada indiidu tidak ada
kebutuhan, di lingkungan sekitarnya juga tidak timbul atau tidk terjadi
valensi.
Aktivitas-aktivitas yang membantu menghilangkan tegangan
disebut valensi positif. Sebaliknya, valensi negatif, yaitu aktivitas-aktivitas
yang menimbulkan suatu tegangan pada individu. Tensi akan mendorong valensi dan valensi akan
mengarahkan tingkah laku organisme. Tensi mencari tujuan yang
merupakan suatu kebutuhan. Kebutuhan individu ada dua macam, yakni kebutuhan
premier dan kebutuhan asli dan ada pula kebutuhan semu Kebutuhan asli timbul
dari kondisi-kondisi fisiologi organisme seperti lapar, haus, seks, dan
lain-lain.
Konsep-konsep yang dikemukakan di atas selanjutnya
digunakan sebagai dasar penyusunan motivasi bagi para peserta didik, baik
ketika belajar disekolah dirumah, maupun
dimasyarakat. Berbagai macam penerapan Teori Motivasi Belajar, baik
dilingkungan sekolah, di dirumah, maupun di masyarakat dikemukakan oleh RBS.
Fudyartanto (2002) sebagai berikut.
-
Guru menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan
Hal ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman kuno, segala
sesuatu (penalaman) yang menyenangkan akan memperkuat dorongan.
Sebalknya, pengalaman yang tidak menyenangkan akan menghambat. Pennerapan
prinsip ini kepada peserta didik dapat dilakukan oleh guru ketika mengajar di
dalam kelas, misalnya ketika guru sedangn menyiapkan suasaa kelas supaya
kondusof dan menyenangkan peserta didik. Contoh konkretnya, guru menunjukan
sikap yang ramah tamah, tidak cemberu, tidak udah marah, tidak mencela anak,
tidak menyindir, dan lain-lain. Perlakuan-perlakuan yang dicontohkan tersebut akan
membuat peserta didik di dalam kelas menjadi sengang dan bergairah dalam
belajar. Jika guru suka marah-marah dalam kelas, suka memukul, suka menyindir
peserta didik, dan suka mencibir, hal itu akan menciptakan suasana kelas yang
tidak meneyenangkan sehingga tidak menciptkan suasana belajar yang kondusif
atau tidak menyenangkan bagi peserta didik.
-
Guru memberikan hadiah dan
hukuman kepada siswa
Guru dapat memberikan hadiah untuk mendorong kegiatan
balajar siswa sebelum menempuh ujian sekolah. Hadiah dapat berupa
barang seperti peralatan pendukung belajar ( pensil,bolpoint, tas sekolah,
buku, dan lain-lain). Hadiah dapat pula berupa pujian atau sanjungan saja. Kepada
peserta didik dapat diberikan janji jika nilai mereka tertinggi akan diberi
hadiah. Denga janji yang menyenangkan tersebut peserta didik menjadi terpacu
untuk rajin belajar. Kebalikan dari hal itu adalah pemberian hukuman atau
sanksi. Dalam pengenaan sanksi atau hukuman hendaknya guru berhati-hati agar
tidak sampai menimbulkan rasa dendam dan meresahkan peserta didik Hukuman
diberikan kepada peserta didik dalm batas-batas kewajaran dan masih dalam
nuansa pembelajaran.
-
Guru menciptakan leve
aspirasi berupa performasi yang mendorong ke level berikutnya.
Guru berusaha mendorong peserta didik lebih semnagat
dalam belajarnya. Menurut Barow, level aspirai tergantung kepada kecerdasan
anak, status sosial ekonomi anak, hubungan anak dan orangtua, serta
harapan-harpan orangtua kepada anaknya. Guru perlu mengorganisasi peserta didik
dalam segala aktivitasnya dalm hal belajar untuk mencapai prestasi-prestasi
yang tinggi sehingga peserta didik betul-betul menyadari akan pentingnya
prestasi-prestasi tersebut secara bersama-sama.Denganbegituakan tercipta rasa
kelompok dan peserta didik bersedia berjuang demi kelompokya
-
Guru melakukan kompetisi dan
kerja sama pada siswa
Guru mengadakan kompetisi
prestasi dikelas atau sekolah dengan tujuan
meningkatkan semangat belajar peserta didik. Ajang kompetisi prestasi
menjadi lebih menyemangati siswa dengan diberikan hadiah bagi pemenang.
Pengaruh ajang ini sangat baik, selain memotivasi siswa untuk lebih berprestasi
juga akan meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam belajar karena terdorong
ingin mengharumkan rumus baik kelompok masing-masing.
-
Guru menggunakan hasil
belajar sebagai umpan balik
Guru menggunakan hasil-hasil belajar yang tidak memuaskan
dipakai sebagai cambuk untuk mempergiat belajar agar ujian berikutnya
memperoleh prestasi yang lebih baik atau lebih tinggi dari sebelumnya. Prsetasi
yang sudah baik kalu masih bisa ditingkatkan diupayakan terus atau paling tidak
dapat dipertahankan.
-
Guru melakukan pujian kepada
peserta didik
Peserta didik terutama anak-anak umumnya senangn jika
dipuji oleh gurunya dan tidak suka dicela atau dihina. Konsep ini dapat
digunakan oleh guru untuk mendorong atau memotivasi siswa lebih giat belajar.
Pujian dapat digunakan untuk memotivasi belajar pada anak (siswa). Sebaliknya,
celaan kadang juga berpengaruh berbeda
pada anak. Terkadang baik pujian maupun celaan diartikan berbeda untuk anak.
Misalnya, ada anak yang dipuji meskipun prestasinya rendah menjadi lebih
bersemangat
D. Jenis-jenis Motivasi Belajar
1.Motivasi
Intrinsik
Yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang
yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah
rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang
siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan,
nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif,
tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the
learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya
motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti
tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui
segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
2. Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
E. Pentingnya Motivasi
dalam Belajar
Pentingnya Motivasi
Dalam Belajar Bagi Guru Dan Siswa
Perilaku yang penting
bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental
pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku
dan orang lain. Motivasi belajar dan bekerja merupakan penggerak kemajuan
masyarakat.
Motivasi belajar sangat
penting bagi siswa dan guru. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa ( Dimyati, 2006: 85 ) adalah sebagai berikut
:
1. Menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. Contohnya : setelah siswa membaca suatu bab
buku bacaan, di bandingkan dengan temannya sekelas yang juga bab tersebut, ia
kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.
2. Menginformasikan
tentang kekuatan usaha belajar, yang di bandingkan dengan teman sebaya. Sebagai
ilustrasi jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai maka ia
berusaha maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.
3. Mengarahkan kegiatan
belajar, sebagai ilustrasi setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya belum belajar
secara serius, seperti bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan merubah
perilaku belajarnya.
4. Membesarkan semangat
belajar. Contoh seorang anak yang telah menghabiskan banyak dana untuk
sekolahnya dan masih ada adik yang di biayai orang tua maka ia akan berusaha
agar cepat lulus.
5. Menyadarkan bahwa adanya perjalan belajar dan
kemudian bekerja ( di sela-selanya ada istirahat atau bermain ) yang
berkesinambungan. Individu di latih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian
rupa hingga dapat berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa di harapkan
untuk belajar di rumah, membantu orang tua dan bermain dengan temannya. Apa yang di lakukan di harapkan
dapat berhasil memuaskan.
Beberapa hal di atas
menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut di sadari oleh pelakunya
sendiri . bila motivasi di sadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan dalam hal
ini yaitu tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Motivasi belajar juga
penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi
belajar pada siswa bemanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:
1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara
semangat siswa. Dalam hal ini pujian, hadiah, dorongan atau pemicu semangat
dapat di gunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar
siswa di kelas yang bermacam-macam
sehinnga dengan bermacamnya motivasi tersebut di harapkan guru dapat
menggunakan bermacam-macam strategi belajar mangajar.
3) Meningkatkan dan
menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti
sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, dan penyemangat.
4) Memberi peluang guru
untuk mengubah siswa yang tak berminat menjadi bersemangat belajar.
F.
Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai
peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun
yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi
dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam
aktivitas belajar-mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti
dalam uraian berikut:
1.
Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong
Aktivitas Belajar.
Seseorang melakukan aktivitas
belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya
yang mendorong seseorang untuk belajar. Minat merupakan kecenderungan
psikologis yang menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun
minat adalah motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang
dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi
untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu
tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar seseorang.
2.
Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi
Ekstrinsik dalam Belajar.
Dari seluruh kebijakan pengajaran,
guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik.
Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi
ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari
pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik
terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik
juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi
intrinsik lebih utama dalam belajar.
3.
Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada hukuman.
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak
didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang
dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain
berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan
memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi
kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan
kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
4.
Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Belajar.
Dalam kehidupan anak didik. Membutuhkan
penghargaan. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan
kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi
anak didik dalam belajar. Guru yang berpengalaman harus dapat memanfaatkan
kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar
menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi
kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
5.
Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu
yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan
kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di
hari mendatang.
6.
Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar.
Dari berbagai hasil penilitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan
indikator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik. Anak didik
menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata
pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap.
Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca.
Ulangan pun dilewati dengan mulus dengan prestasi yang gemilang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perilaku belajar dilakukan oleh si pebelajar. Pada
diri si pebelajar terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental
yang berupa keinginan, perhatian, dan kemauan atau cita-cita itu disebut
motivasi belajar. Komponen utama motivasi tersebut adalah kebutuhan, dorongan,
dan tujuan si pebelajar. Motivasi belajar sangat penting dipahami oleh siswa
maupun guru
Beberapa ahli menitik beratkan
segi-segi tertentu dari motivasi. Maslow membedakan lima tingkat kebutuhan.
McCleland mengemukakan tiga jenis kebutuhan dasar. Sedangkan Hull menunjukkan
pentingnya kebutuhan organisme dalam perkembangan motivasi.
Sebagai kekuatan mental, motivasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
Adapun sifat motivasi dibedakan menjadi motivasi internal dan eksternal.
Disamping itu ada juga ahli yang membedakan adanya motivasi instrinsik dan
ekstrinsik.
Adanya pandangan beberapa ahli yang
menekankan segi-segi tertentu pada motivasi tersebut justru mengisyaratkan guru
bertindak taktis dan kreatif dalam mengelola motivasi belajar siswa. Motivasi
belajar dihayati, dialami dan merupakan kekuatan mental pebelajar dalam
belajar. Dari sisi siswa, motivasi tersebut perlu dihidupkan terus untuk
mencapai hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang
selanjutnya menimbulkan program belajar sepanjang hayat. Dari sisi guru,
motivasi belajar pada pebelajar berada pada lingkup program dan tindak
pembelajaran. Oleh karena itu, guru berpeluang untuk meningkatkan,
mengembangkan dan memelihara motivasi belajar dengan optimalisasi.
B. Saran
Belajar
merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Untuk itu, pengetahuan
tentang “belajar, karena ditugasi oleh guru” dan “belajar, karena motivasi
diri” penting bagi guru dan calon guru. Tidak hanya guru, motivasi juga penting
bagi siswa agar siswa dan guru mampu mencapai tujuan dari belajar dan
pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmah,Noer, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras ), 2012.
Atmaja,Purwa Prawira,
Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: AR-Ruzz MEDIA) 2013